Sabtu, 21 November 2009

SEJARAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN PERIODE KLASIK

1. PENDAHULUAN
Filsafat berasal dari bahasa Yunani (philosophia); philos artinya cinta dan sophos artinya kebijaksanaan, pengetahuan. Filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Sesuai tradisi, Pythagoras atau Socrates yang mula-mula menyebut diri “philosophus”, yaitu sebagai protes terhadap kaum “sophist” , kaum terpelajar pada waktu itu yang menamakan dirinya ”bijaksana” padahal kebijaksanaan mereka itu adalah semu belaka. 
Ilmu berasal dari bahasa Arab ( علم-يعلم-علما ) artinya mengerti, memahami , Bahasa Inggis (science); dari bahasa Latin (scientia) artinya pengetahuan. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa Yunani adalah episteme. Jadi ilmu ialah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara system menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan.
 Pengetahuan berasal dari bahasa Inggis (knowledge). Pengetahuan ialah kesatuan subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui.  
Setelah penulis pahami pengertian filsafat, ilmu, dan pengetahuan, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu. 
Sehubung dengan apa yang dikemukakan diatas, penulis akan menguraikan beberapa pemikiran filosof tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan mitos, mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang bersifat mutlak, yang berada dibelakang segala sesuatu yang serba berubah.



2. PEMBAHASAN 
A. Filsafat Yunani Pra-Socrates
Sejarah pergolakan cultural dalam sejarah epistemology kebudayaan Barat dimulai sejak zaman awal atau zaman abad Yunani kuno dimulai zaman pra-Socrates sampai zaman Aristoteles. Zaman ini menunjukan adanya zaman keemasan tradisi pemikiran Yunani yang sangat kosmologi. Tradisi pengetahuan umum masih dipisahkan dari hakikat manusia. Manusia hanya dilihat sebagai salah satu unsure dari kosmos dan dipaksakan untuk mentaati hokum-hukum alam sebagai hakikat asal atau prinsip utamanya (arche type)
Secara histories dapat dikatakan bahwa pergolakan pemikiran pada zaman pra-Socrates ini dimotori oleh adanya lima aliran :  
1. Aliran Ionia (Asia minor)
Dalam sejarah filsafat, bisaanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat Barat. Karena dunia Barat (eropa barat) dalam alam fikiranya berpangkal kepada pikiran Yunani. Di tanah Yunani lama sebelum permulaan tahun Masehi ahli-ahli pikir mencoba menerka teka teki alam. Mereka mau mengerti apakah yang menjadi asal mula alam yang melingkunginya serta isinya. Apakah sebetulnya alam ini. Apakah inti sarinya? Mungkin yang beraneka warna dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari alam dengan sitilah : mereka mencari arche alam. (arche dalam bahasa yunani adalah mula, asal). 
  Aliran Ionia dengan tokoh-tokohnya seperti Thales , Anaximander , Anaximenes , Herakleitos, mereka berusaha mencari inti alam, dalam sejarah mereka disebut sebagai filsuf alam dan filsafatnya dinamakan filsafat alam. Thales berpendapat bahwa pertama atau intisari alam ialah air, Anaximander mengatakan dasar pertama ialah zat yang tidak tertentusifat-sifatnya yang dinamainya toaperion, Anaximenes berpendapat dasar pertama adalah udara, karena udara yang meliputi seluruh alam semesta serta udara pula yang menjadi dasar hidup bagi manusia yang diperlukan oleh nafasnya. Sedangkan Heraklitos berpendapat semua yang ada di alam ini mengalami perubahan tidak ada yang tetap. Untuk dasar arche dunia semesta ini diterimanya api, karena api itu selalu bergerak dan berubahdan tidak menetap. 

2. Aliran Pythagorean (pyithagoras) 
Pythagoras adalah seorang ahli ilmu pasti dan ahli musik, penyelidikannya tentang alam berbeda dengan filsuf sebelumnya. Menurut dia dasar segala sesuatu itu adalah bilangan, sehingga orang tahu dan mengerti betul akam bilangan tahu jugalah ia akan segala sesuatunya. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Karena itu bilangan adalah unsure utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kalau segala-galanya adalah bilangan, berarti unsure bilangan juga unsure yang terdapat dalam segala sesuatu. Unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas. 

3. Aliran Elea
Aliran elea dengan tokoh-tokohnya seperti Parmanides (529-444 SM), dan Zeno (490-430 SM). Parmanides lahir di kota Elea, kata perantau Yunani di Italia Selatan. Menurutnya realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos, yaitu bahwa ralitas adalah gerak dan perubahan. Parmanides mengakui pengetahuan yang tidak tetap atau berubah-ubah dan pengetahuan yang tetap, yaitu pengetahuan indra dan budi. Pengetahuan indera tidak dapat dipercayai karena ia berdasarkan atas peralihan (gerak, menjadi) dan bermacam-macam. Pengetahuan yang tetap dan umum adalah pengetahuan budi (ratio) yang dapat dipercayai dan sesuai dengan realitas. 
Oleh karena ada itu tetap, tak mungkin ia beralih, tak mungkin bergerak, tak mungkin ada permacaman, hanya ada satu. Kalau ada itu satu, maka ia tak berawal, sebab darimanakah ia timbul. 
Zeno lahir di Elea pada tahun 490 dan meninggal tahun 430 SM, falsafah ada-nya, baginya ada itu sesuatu pengertian saja, bukan sebagi sesuatu kenyataan. Karena ia tidak bisa ditunjukkan keadaanya, hanya dalam pengertian belaka. Dalam hal ini Zeno telah melangkah setapak dari Parmenides. Parmanides masih terbayang-bayang ke-dua-lismenya, yaitu empiri dan ratio, tetapi Zeno hanya mengutamakan akal. Dalam kupasanya menyatakan anak panah meluncur dengan kencang kelihatannya, sebetulnya berhenti. Karena pada setiap sepersekian juta detik berada di dalam ruangan, diamana anak panah itu sedang berada. Jadi anak panah itu berhenti pada setiap ruang yang dilaluinya. Dengan demikian anak panah itu tidak bergerak. Kalau dianggap anak panah itu bergerak dalam ruang yang dilaluinya, ini sesuatu hal yang mustahil. Karena dalam ruang yang sama dan waktu yang sama terjadi dua hal yang berlawanan, yaitu gerak dan diam.

4. Aliran Phisiologis
Aliran phisiologis dengan tokohnya seperti Empedokles , Anaxagores, dan Demokritos. 
a. Empedokles berpendapat bahwa alam semesta di dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru. Ia mempertahankan unsure pluralitas dan perubahan hasil pengamatan (inderawi) manusia. Realitas tersusun dari empat unsur : api, air, udara, dan tanah. Keempat unsure itu digabungkan dengan unsure empat yang berlawanan. Akhirnya akan menghasilkan suatu benda. Menurut empedokles terdapat dua unsure yang mengatur perubahan-perubahan (yang menggerakan segala sesuatu) di alam ini, yaitu cinta dan benci. Kedua unsure ini dapat meresap kemana saja, dengan demikian dalam kejadian dialam semesta unsure cinta dan benci selalu menyertainya. Juga proses penggabungan (cinta) dan perceraian (benci) tersebut berlaku untuk melahirkan makhluk hidup. 
b. Anaxagores lahir di kota Klazomenai, Ionia pada tahun 499-420 SM. Menurutnya realitas bukanlah satu, tetapi banyak unsure namun tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebahagian yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat dilihat dan jumlah tidak terhingga. Tentang terbentuknya alam (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuk itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak (atom yang padat).  
Menurut Anaxogores realitas adalah suatu campuran yang mengandung semua benih. Indera kita tidak bisa melihat semua benih yang di dalamnya. Hanya bias dilihat yang paling dominan, contohnya emas (yang terlihat emas warna kuning yang paling dominan) walaupun benih yang lain, seperti perak, besi, tembaga terdapat di dalamnya.
Anaxogores mengatakan yang meyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nous. Yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih dan terpisah dari semua benda. Nous mengenal danmenuasai segala sesuatu. Ajaran anaxogores tentnag nous inilah pertama kalinya dalam filsafat dikenal dengan perbedaan antara jasmani dan rohani.  
c. Democritos lahir di Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara pada tahun 460-370 SM. Ia mengatakan bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsure, dan jumlahnya tidak terhingga. Unsure itu merupakan bagian dari materi yang sangat kecil, sehingga tidak mampu menginderanya. Unsure tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena tiga : yaitu, bentuk, urutan dan posisi. 
Teori pengetahuannya berdasarkan panca indera, panca indera ada dua : panca indera lahir dan panca indera bathin. Panca indera luar pengatahunya adalah tidak benar dan pengetahuan yang benar adalah pengetahuan indera dalam, itulah pikiran. Sedangkan falsafah akhlaknya dia lebih cendrung kepada hedonisme.

5. Aliran Sophis (skeptisisme)
Setelah berakhirnya masa para filosof alam, maka munculah masa transisi. Yakni penelitian terhadap alam tidak lagi menjadi focus utama. Tetapi sudah mulai menjurus kepada penelitian kepada manusia. Filosof alam ternyata tidak memberikan jawaban yang memuaskan, sehingga timbulah kaum “sofis”. Kaum sofis ini memulai kajian tentang manusia dan manusia adalah ukuran kebenaran. 
Aliran sofisme dalam filsafah Yunani, suatu aliran yang berarti bijaksana, cerdik dan pandai. Aliran ini juga dapat dikelompokan kepada aliran skeptisisme (keragu-raguan). Setidak-tidaknya aliran ini mnyebabkan orang menjadi ragu akan hakikat kebenaran. Karena para cindikiyawan tokoh aliran ini tidak sepakat dalam menetapkam dasar pengetahuan. Tiap-tiap guru sofis mengajarkan syak pada pikiran orang lain, makanya “ukuran yang tetap tentang kebenaran dan tidak benar, baik dan buruk, tidak ada, hilanglah perbedaan antara baik dan jahat. 
Sebetulnya, penulis menghendaki yang benar tetap menjadi benar. Tapi aliran ini menjadikan standar dalam berfikir hanya alat deria (empiri), inilah yang menyebabkan timbulnya ragu-ragu atau skeptis. Di Athena pada waktu itu orang yang benar adalah orang yang pendapatnya dibenarkan orang banyak. Ukuranya bukan kebenaran, melainkan pengakuan. Kata Dr. Muhammad Hatta dalam bukunya “Alam pikiran Yunani” bahwa di Yunani itu “Bukan kebenaran isi kata yang diutamakan orang, melainkan tarikannya. Akibatnya setiap orang mau benar saja. Sehingga semangat individualisme berkembang. 
Di bawah ini akan akan diketengahkan beberapa tokohnya, diantaranya : 
1. Protagoras (481-411 SM) lahir di Abdera. Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran segala kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal bakal humanisme. Kebenaran adalah kebenaran pribdi, bukan kebenaran umum. Pandangan seseorang berlainan dengan pandangan orang lain. Jadi padanya berhimpun dalam menetapkan kebenaran subjektif dan individualisme.  
2. Gorgias (483-375 SM) lahir di Leontinol-Sisilia. Ia terpengaruh dengan pemikiran Zeno. Bagi Zeno, ada hanya suatu pengertian saja. Ini dasar dipakainya untuk menegakkan pendapatnya. Akhirnya dia berkesimpulan tidak ada yang benar. Sesuatu bagi Gorgias tidak ada, andai kata ada tentu akan berwujud sesuatu. Padahal terjadi hanya sekedar pengertian dan tidak ada juga suatu pengertian. Keduanya adalah mustahil. Karena tidak bisa timbul dari yang ada dan juga tidak bisa timbul dari yang tiada. Maka kentara padanya bahwa ia cendrung kepada inderawi. Pendapatnya “Andaikata kita ketahui tidak dapat dikatakan orang lain” karena ada itu tidak dapat ditunjukkan kepada orang.  
Dengan konsep-konsep sofis ini yang menitik beratkan falsafahnya pada manusia sebagai ukuran segala sesuatu , ini berbeda dengan menurut filosof idealisme dan rasionalisme, yang dimaksud dengan manusia adalah akalnya. Tetapi bagi sofis adalah tingkah lakunya, sikapnya. Ada adalah apa yang dapat dilihat panca indera. Yang berkesan lagi pendapat Gorgias yang mengatakan “berfikir juga tidak memberi jaminan”. Hanya suatu kesimpulan bagi aliran ini tidak ada pendapat yang benar. 
Dengan pendapat-pendapat yang tersebut diatas, maka rasio menentang, inilah yang melatar belakangi filosof datang sesudahnya berbentuk menentang dengan metode baru daiantaranya Socrates.

B. Filsafat pada masa Socrates
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 dan meninggal pada tahun 399 SM. Ayahnya bernama Sophroniscos yang bekerja sebagai seorang pemahat-tukang cukur dan ibunya bernama Phairnarete bekerja sebagai bidan. Istri Socrates bernama Xantipe yang dikenal sebagai yang judes dan keras kepala. Sedangkan Socrates dikenal sebagai seorang yang cerdas pikiranya, ramah, dan berpendidikan tinggi. Pada awalnya ia mengikuti jejak ayahnya sebagai pemahat, akhirnya pekerjaan itu ditinggalkannya dan berganti haluan, lalu ia menjadi salah seorang perajurit. ia dikenal sangat pemberani. Karena demikian ia tidak senang dengan urusan politik, lalu ia memusatkan perhatiannya kepada filsafat. 
Seperti halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia sebagai objek pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum Sofis setiap mengajar selalu memungut bayaran, tetapi Socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya. Dengan demikian ahli-ahli pengajar lainya tidak senang kepadanya. Ajaranya pun dianggap berbahaya, maka Sacrates diadukan ke hakim atas tuduhan telah merusak jiwa pemuda dengan mengajarkan kepercayaan baru, menentang kepercayaan negara. Kemudian Socrates dijatuhi hukuman mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM.  
Walaupun Socrates mati namun ajaranya tidak hilang, murid-muridnya yang pandai-pandai mewariskan ajaran Socrates kepada dunia. 
Sejak muda Socrates terlihat kebijaksanaanya, selain ia cerdas juga perilakunya yang baik, ia selalu membisikkan dan menuntun kearah keutamaan moral. Cara memberikan pelajaran kepada murid-muridnya dengan berdialog (Tanya jawab) yang bertujuan untuk mencapai kebenaran dan kebaikan. Dengan cara berdialog pengetahuan semu akan terdobrak sehingga mampu keluar dan melahirkan pengetahuan yang sejati. 
Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan moral. Bangsiapa yang mempunyai pengertian sejati berarti memiliki kebajikan (arête) atau keutamaan moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia. 
Sebenarnya penulis tidak tahu banyak apa yang diajarkan Sacrates, karena ia tidak meninggalkan tulisan-tulisan. Yang penulis ketahui ialah yang ditulis oleh murid yang terkenal ialah Plato, ia amat banyak memaparkan ajaran Socrates. Tetapi karena Plato sendiri ahli pikir, mungkin sekali ajaran gurunya sudah diolahnya.

C. Filsafat Pasca-Socrates
Filsafat sesudah masa Socrates akan dimajukan dua orang filosof yaitu : Plato dan Aristoteles. 
1. Plato 
Plato lahir pada tahun 428 SM, dalam keluarga yang terkemuka di Athena. Ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Perioktione. 
Tentang teori pengetahuan Plato mengikuti teori gurunya (Socrates), yaitu pengetahuan terdiri dari kesatuan antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Plato berbeda dengan aliran sofisme yang menganggap sumber pengetahuan ialah empiris, sedangkan menurut Plato sumber pengetahuan adalah budi (ratio). Plato berpandangan bahwa pengetahuan empiri tak pantas disebut pengetahuan, satu-satunya pengetahuan yang benar ialah yang berhubungan dengan akal. Andaikata kata alat deria diambil sebagai dasar ilmu maka kita akan selalu menemui hal-hal yng selalu berlawanan. Umpamanya, kita melihat pohon kecil dari kejauhan tampaknya kecil sekali tetapi bila kita mendekatinya ternyata kayu itu benar. Maka kita akan menemui pengetahuan yang berbeda terhadap suatu objek. 
Tentang jiwa, Plato berpendirian bahwa jiwa itu kekal sebelum jiwa itu lahir ke alam bawah, ia telah hidup dengan senang dan bahagia pada alam atas dan berada disamping Tuhan. Pada jiwa itu terdapat tiga macam daya : yaitu, daya berfikir (daya ini dapat mengenal dan menyelidi sesuatu akhirnya sampai kepada mengetahui Tuhan), daya marah, dan daya nafsu. Apabila ketiga daya ini dimanfaatkan dan dipergunakan secara seimbang, maka selamat dan bahagia. Apabila tidak ada keseimbangan, akan terjadilah beraneka ragam bencana. 

2. Aristoteles 
Aristoteles lahir di Stageria, semenanjung Kalki, Transia (Balkan) pada tahun 348 SM dan meninggal pada tahun 323 SM. Aristoteles sangat berjasa dalam dua aspek kejadian sejarah. Pertama jasanya dalam menghimpun falsafah dan buah fikiran filosof sebelumnya, karena itu ilmunya sangat luas dalam ilmu pengetahuan dan falsafah. Karena itu orang mengatakan sebagai Bapak Falsafah Yunani, dan juga disebut guru pertama dalam falsafah. Ajaran falsafahnya berkembang dalam kalangan umat beragama Yahudi, Nasrani, dan di Baghdad dalam kalangan umat Islam.  
Tentang logika Aristoteles. Aristoteles disebut sebagai Bapak dalam logika. Sekalipun Socrates merintis jalan dengan dialektikanya dan Plato dengan teori ide dan pengetahuanya, tetapi Aristoteles dengan logikanya. Dialah yang mula-mula membukukan ilmu ini. Aristoteles mempunyai otoritas yang diakui dalam logika. Teori-teori tentang pengetahuan seperti metafisika hilang setelah zaman renaissance, tetapi logikanya tidak mundur, sekalipun banyak ahli logika modern yang menolak. 
Logika syllogisme (qiyas). Syllogisme adalah suatu dalil yang terdiri dari tiga bagian; satu pendirian dasar besar (mayor premis), dua pendirian dasar kecil (minor premis), dan sebuah kesimpulan (konkolusi/natijah). Contoh :
Mayor premis : semua manusia akan mati
Minor premis : si X adalah manusia
Konkolusi : si X akan mati
Logika bertugas untuk menyelidiki bahan, meneropong berfikir dan mencoba memberikan penerangan bagaimana manusia dapat berfikir dengan sebenarnya. Karena kedaulatan berfikir telah rusak oleh sofisme sebelumnya.

D. Pada masa Islam 
Islam, agama besar terakhir lahir di dalam terangnya sejarah. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern lahir dari kandungan Islam; menemukan metode yang menjadi kunci pembuka rahasia alam semesta yang jadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika.
Wahyu pertama diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad ialah Iqra` (bacalah) yang dilandasi dengan bismi rabbik, dalam arti hasil bacaan itu dapat bermanfaat untuk kemanusiaan. Selanjutnya ada ayat lain yang menyatakan. Katakanlah : apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Selain ayat tersebut, ada juga Hadits Rasullah yang menekankan wajibnya mencari ilmu, bahkan begitu pentingnya. Kalau perlu “carilah ilmu sampai kenegeri cina”. Dengan demikian al-Qur’an dan Hadits dijadikan sebagi sumber ilmu yang dikembangkan oleh umat Islam.
Satu abad setelah hijiriah, negara Islam telah membentang dari teluk Biskaya di sebelah Barat hingga Turkistan (tiongkok) dan ke India, melebihi imperium romawi pada puncak kejayaanya. Untuk membela Islam terhadap sisa-sisa agama dan kepercayaan lain, kaum muslimin mulai mempelajari dan memakai filsafat Yunani dengan membersihkan dari kekafirannya. Penerjemahan karya-karya filsafat dan pengetahuan Yunani dilakukan









3. PENUTUP
Dari uraian tersebut penulis dapat simpulkan, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan zaman kalasik terbagi kepada tiga pase : zaman–pra Sokrates, zaman Socrates, dan zaman pasca-Socrates. Zaman Socrates disebut sebagi masa filsafat alam. Karena pada masa ini membicarakan persoalan wujud. Kedua masa Socrates disebut sebagai fisafat kemanusiaan atau etika. Karena pada masa ini filsafat dititik beratkan kepada hal-hal yang bersifat teoritis dan praktis. Dengan arti kata pembicaraan pertalian etika dan social dari manusia. Ketiga masa pasca-Socrates, filsafat sistematik atau disebut masa perkembangan. Pada masa ini seluruh persoalan manusia telah dihubungkan oleh pikiran manusia menjadi keseluruhan. Periode ini juga disebut periode penerus atau perluasan terhadap pemikiran Yunani, karena telah bercampur antara filsafat dengan agama, telah menjurus kepada thelogi dan mistik.

HAKIKAT TUJUAN DAKWAH

Oleh : Defrinal

I. Pendahuluan 

Salah satu kekeliruan banyak orang dalam memahami Islam sebagai agama adalah bahwa islam dari awal telah berjalan dengan baik dan berkembang dengan pesat berbagai penjuru dunia, namun pad sisi lain , masih ditemukan ketidak samaan visi dan persepsi umat islamitu dalam memperjuangkan masa depannya. Ketidak samaan visi tersebut sekaligus membawa kepada sikap skeptis, yaitu merasa ragu dan curiga kepada kebenaran hakiki yang terkandung dalam ajarannya.Antisipasi terhadap kemungkinan adanya sikap skeptis terhadp ajaran islam dan mengetahui arah tujuan dakwah islam serta menjawab berbagai persolan yang muncul dalamislam , diperlukan adanya pemikiran yang mendalam dan kembali kepada prinsip-prinsip dakwah yang tertinggal selama ini. Maka pada makalah ini akan dibahas tentang Hakikat Tujuan Dakwah, Meliputi : Filsafat Tujuan , Fungsi Tujuan, Tahap-Tahap Dalam Mendapai Tujuan  

II. Hakikat Tujuan Dakwah, meliputi : Filsafat Tujuan, Fungsi Tujuan, Tahap-tahap Dalam Mencapai Tujuan
A. Tujuan Dakwah dan Filsafat tujuan 
Tujuan dakwah sebagai komunikasi adalah memberi informasi tentang agama islam. Tujuian ini bukanlah tujuan final. Perkembangan antar tabligh dan dakwah tidaklah berakhir dengan wafatnya nabi saw. Tabligh dan dakwah itu berlansung terus selama masih berdiri langit dan bumi, untuk menyampaikan informasi mengenai agama islam, agar semua orang memperoleh pengetahuan tentang agama islam dan mengerti tentang islam. Sebagai bukti mengerti tidaknya umat ini dengan islam adalah akan terlihat mereka melakukan kebaikan dan itu sekaligus juga akan mengimbas kepada keluarga dan masyarakat. Untuk hal ini diperlukan dakwah yang tidak ada henti-hentinya. Hal ini dilakukan oleh para ulama dan ilmuan sesuai dengan kemampuaanya. Inilah tujuan pada tahap kewajiban menyampaikan .
Adapun tujuan final dari dakwah itu untuk mencapai keselamatan dan kesentosaan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti. Maksudnya ialah memperoleh kebahagian di dalam kehidupan ini dan kehidupan lain dalam dunia yang kekal dan abadi, sesudah kehidupan di dunia ini.
Tujuan dakwah tidak ini identik dengan tujuan ilmu dakwah. Bilamana tujuan dakwah untuk menyampaikan informasi tentang agama islam dan memperkenalkannya kepada semua umat manusia. Maka ilmu dakwah bertujuan melihat alternatif-alternatif yang lebih berdaya guna dalam menyebarkan informasi tersebut. Ilmu berguna untuk mengetahui dan menyediakan jalan, cara-cara untuk pelaksanan alternatif itu. Dengan kata lain ilmu dakwah mempersoalkan metode dan sitem terlibat dalam penelitian tentang proses dakwah serta dalam hal penerapannya dalam kehidupan manusia .
Menurut Syaikh Hasan Al-Banna bahwa tujuan dakwah dibagi kepada dua : pertama tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.  
1. Tujuan jangka Pendek : partisipasi dalam pengabdian masyarakat dan pelayan sosial. pertama. Perbaikan individu : memperbaiki dirinya sendiri hinga menjadi orang yang kuat fisiknya, kukuh akhlanya, luas wawasannya, mampu berusaha , selamat akidahnya, benar ibadahnya , berjihad melawan dirinya sendiri, disiplin dengan waktunya , teratur dalamurusannya,dan bermanfaat bagi orang lain. Kedua. Membangun keluarga: pembentukan keluarga muslim, yaitu dengan mengkondisikan anggota keluarganya agar menghormati fikrahnya, menjaga etika islam dalamsetiap aktivitas kehidupan rumah tangganya, memilih istri yang baik dan menjelaskan kepadanya hak dan kewajibannya, mendidik anak-anak dan pembantunya dengan didikan yang baik, serta membimbing mereka dengan prinsp-prinsipislam, juga merupakan kewajiban masing-masing kita secara pribadi., ketiga : membimbing Masyarakat : membimbing masyarakat dengan menyebarkan dakwah, memerangi sifat-sifat tercela kemungkaran , mendorong sifat-sifat utama , amar ma’ruf, bersegera mengerjakankebaikan , mengiring opini umum kepada fikrah islamiyah , dan selalu mewarnai praktek kehidupan dengannya, adalah kewajiban yang harus ditunaikan olh setiap kita sebagai pribadi , merupakan kewajiban jamaah sebagai lembaga aktif . 
2. Tujuan Jangka Panjang: Reformasi dan perubahan total. Adapun tujuan pokok daripada dakwah itu sendiri yang dikehendaki dan diperjuangkan perwujudannya adalah perubahan secara total dan integral , yang unsur kekuatan seluruh umatnya bahu-membahu, memberikan perhatian berusaha melakukan perombakan di berbagai sektor kehidupan secara total berusaha program ini didukung oleh para penguasa . agar negara islam hidup kembali , agar hukumnya tegak kembali , agar berdiri pemerintahan islam yang didukung sepenuhnya oleh umat islam, yang diatur kehidupannya oleh syariat islam yang Allah perintahkan kepada Nabi-Nya untuk diwujudkan Allah swt berfirman : 
kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui(Al-Jatsiyah : 18). 
a. Perbaikan pemerintahan dan penegakkan daulah di atas prinsip Islam
memperbaiki keadaan pemerintah sehingga menjadi pemerintah islam yang sesungguhnya, dengan memainkan perannya sebagai pelayan umat dan pekerja demi kemaslahatan mereka.bagaimana pemerintah islamitu ? menurut ustad Hasan Al-Banna terdiri dari kaum muslimin yang menunaikan kewajiban-kewajiban islam, tidak terang-terangan berbuat maksiat dan konsisten menerapkan hukum serta ajarn islam. 
b. Mengembalikan Kekhalifaan (penyatuan Umat Islam): umat islam berkeyakinan bahwa khilafah adalah simbol kesatuan islam dan fenomena ikatan antar bangsa Muslim. Ia merupakan identitas islam yang kaum muslimin harus memikirkannya dan menaruh perhatian untuk merealisasikannya. 
c. Perwujudan Kepemimpinan: untuk mewujudkan tujuan ini perlunya membebaskan umat. Akan tetapi ingatlah selalu bahwa disana ada dua tujuan pokok yakni agar negara Muslim terbebas dari setiap penjajahan asing dan di negeri yang bebas ini tegak sebuah pemerintahan islam yang merdeka.
d. Proklamasi Kepemimpinan Dunia.: tentang penyebaran cahaya Islam dan petunjuknya bagi manusia kepada kabajikan dan kebenaran. Dan penegakkan kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah islam di seluruh negeri sehingga Allah swt berfirman : 
Sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk Allah belaka (Al-Baqarah : 193) 
Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya (At-Taubah :32) 
 
B. Filsafat Tujuan
 Tujuan filsafat Dakwah adalah dapat memberikan pemahaman yang bersifat universal tentang suatu unit ajaran islam secara mendalam, mendasar dan radikal sampai keakar-akarnya, sehingga akhirnya dapat membawa kepada kebenaran yang hakiki. 
Kebenaran hakiki tersebut terimplementasi dalam sikap kesehariannya sebagai seorang Islam. Lebih jauh bertujuan memberikan kepuasan bagi seseorang yang sekaligus dapat membawa seseorang kepada kebahagian jiwa yang amat berharga. Juga mengantarkan sesorang sampai kepada kepercayaan keagamaan benar yang , yang kalau sebelumnya hanya diterima secara dogmatis dan obsolut, maka pada akhirnya bukan hanya mitologis semata, tetapi juga diterima melalui kerangka fikiran yang rasional dan juga akan memberi arti penting dalam menyadari otoritas dirinya sebagai makhluk yang berdimensi dalam memahami diri dan miliknya. 
Pendapat lain juga mengatakan filsafat tujuan dari dakwah itu untuk mengajar seluruh kemanusiaan kepada sistem islam, membimbing kepada cara hidup Islam , kepada ajaran yang baik, karena tanpa Islam manusia tidak mungkin mendapatkan kebahagian. Tugasi ini bukan tugas juz’iyah, bukan tugas sampingan dan bukan sebahagia-sebahagian, bukan hanya untuk mencapai tujuan-tujuan terbatas dalam aspek politik, sosial, dan ekonomi saja, bukan saja terbatas pada daerah, bangsa tertentu, akan tetapi tugas ini merupakan meliputi segenap sisi kehidupan demi kebaikan seluruh manusia sejagat yang paling sempurna dan bermanfaat. Bukankah Rasululah saw. Diutus untuk membawa rahmat ke seluruh alam 
C. Fungsi Tujuan 
 Merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang saling membutuhkan/terkait dan merupakan komponen dakwah . Sebagaiman kalau kita lihat fungsi tujuan dalam proses dakwah merupakan faktor yang paling penting dan sentral dimana tujuan itulah dilandaskan segenap tindakan dalam rangka usaha kerja sama, tujuan adalah merupakan landasan utama , bahkan sesuatu yang senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi yang memyebabkan mereka bersedia melakukan tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka, begitu pula dalam tindakan-tindakan kontrol dan evaluasi, pendek kata adalah kompas pedoman yang tidak boleh diabaikan dalam proses penyelenggaraan dakwah. 
 Prosesing dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan utama, sebagaimana telah disampaikan sebelumnya yang mencakup aktivitas yang sangat luas. Segenap segi atau bidang kehidupan tidak ada satupun yang terlepas dari aktivitas dakwah , agar aktivitas/kegiatan dakwah dalam segala segi kehidupan itu dapat dilakukan secara efektif perlulah ditetapkan dan dirumuskan nilai-nilai atau hasil-hasil yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah pada masing-masing segi atau bidang itu. Inilah yang disebut sebagai fungsi tujuan  

D. Tahapan-tahapan Dakwah 
Setiap dakwah harus melalui tiga tahap (marhalah), yaitu : 
1. Tahap penerangan (ta’rif) atau tahap propaganda, memperkenalkan, menggambarkan ide (fikrah) dan menyampaikannya kepada khalayak ramai dan setiap lapisan masyarakat .
2. Tahap pembinaan dan pembentukan (Takwin) yaitu tahap pembentukan, memilih pendukung, menyiapkan pasukan, mujahid dan mujahidah dakwah serta mendidiknya. Mereka dipilih dari orang-orang yang telah menyambut seruan dakwah.
3. Tahap pelaksanaan (tanfidz) yaitu tahap beramal, berusaha dan bergerak mencapai tujuan  

Ketiga tahapan tersebut selalu bergandengan dan harus disesuaikan satu sama lainnya, karena kekuatan dan kesatuan dakwah bergantung pada kekompakn seluruh tahap tersebut. Oleh karena itu para pendukung dakwah dalammelancarkan dakwahnya harus memilikh dan membentuk anggota dakwah, dan dalam waktu yang sama dia bergerak melaksanakan apa yang dapat dilaksanakan. 
Tahapan ini tidak akan terwujud dengan sempurna, kecuali harus mlalui sususnan yang tgertib. Sebab suatu pembentukan misalnya tidak akan berjalan secara sempurna tanpa lebih dahulu malalui tahapan pengenalan dan pemahaman yang baik dan benar. Begitu juga suatu pelaksanan tidak mungkin lengkap dan sempurna tanpa melalui prosestahao pembentukan (pembinaan) dasar pendidikan yang sempurna pula.  
1. Pengenalan (At-Ta’rif) dakwah/penerangan/penyebaran ide 
Tahap pengenalan ini sangat mendasar , sebab merupakan langkah awal dalam perjalanan dakwah. Setiap kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam peringkat pengenalan dan pemahaman ini akan membawa akibat buruk dan menjadikan perjalanan dakwah terpeleset jauh dan garis edarnya. Allah berfirman dalamsurat Al-An’am : 153 artinya :
“Ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jaln itu mencerai-beraikan kamu dari jaln-Nya yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (Qs Al-An’am : 153) .
Pada masa Rasulullah saw. Islam telah disempurnakan perkembangan dan penyampaiannya menurut bentuknya yang baik dan benar, bersih dari segala campuran, kekurangan dan penyelewengan. Jibril membawa turun wahyu Allah kepada umat manusia dengan amanah danbenar. Akhirnya islammenjadi sempurna dalambentuk orisinal dan suci.
Walau islam dalam sejarahnya terus menerus dihadapkan kepada berbagai tantangan, tipu daya dan gangguan yang mencoba membutruhkan, menghapuskan dan mencerai-beraikannya dari satu bagian ke bagian yang lain yang dilakukan oleh musuh-musuh islam, atau berupa penyelewengan-penyelewengan dari para ekstrimis-ektrimis dari kalangan kaum mmuslimin sendiri. Namun Allah tetap memelihat kitab (Al-quran) dan menjaminnya dengan pasti. Disamping itu banyak sekali ulama-ulama yang menulis mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah saw. Yang menulis dan menepisnya dari segala macam pemalsuan. Maka Ta’rif yang merupakan salah satu tahapan dakwah yang menjadi sasaran adalah Totalitas dakwah dan menjadi seorang Dai yang berpegang pada uslub dakwah.  
a. Totalitas Dakwah
Ketika menyampaikan Dakwah dan peringatan, kita harus mengemukakan keuniversalan islam dengan lengkap, utuh, total dan menyeluruh tanpa memisah-misahkan antara satu bagian dengan bagian lainnya, atau menghapuskan satu bagian dari keseluruhannya, sebab islama dalah penutup segala agama.
Islam adalah agama yang istimewa, universal, lengkap, sempurna dan mencakup seluruh persoalan hidup manusia duniawi dan ukhrawi dalam keselarasan dan keharmonisan yang unik. 
b. Da’i dan uslub Dakwah
Untuk mewujudkan cita-cita dalam memperkenalkan dan mengembangkan dakwah, seorang dai harus memiliki sifat-sifat asasi dan ia harus berpegang pada uslub atau cara yang benar dan baik dalam melaksanakan dakwahnya.
Diantara sifat utama dan asasi bagi seseorang pendakwah ialah harus menjadi contoh, teladan dan model yang baik bagi islam yang didakwahkannya. Dia harus melaksanakan semua rukun islam, mengikuti sunnah dan cara hidup Rasulullah saw, menjahui segala macam subhat dan yang meragukan, menjahui segala yang haram, senantiasa mengingat Allah dalam suatu persoalan kecil atau besar. Dalam rumah tangganya, semua anggota keluarganya harus turut komitmen dengan seluruh ajaran islam dan menjaga serta melaksanankan ajaran islam dan tatakaramnya. 
Dan salah satu faktot terpenting didalam dakwah adalah keikhlasan dan kebulatan tekad seseorang dai semata-mata karena Allah dan dakwah Allah, seorang muslim yang bergerak di bidang dakwah harus mempunyai bacaan luas, mengikuti segala macam peristiwa dan pergolakan yang terjadi, mmengikuti perkembangan kondisi dan situasi, dan mengetahui berbagai aliran dan ideolagi modern. Dan juga seorang dai harus memahami tingkat dan kedudukan mad’u (orang yang diseru) berbicara dengan mereka sesuai dengan tingkat kecerdasannya, karena dengan itu akan memudahkan mereka untuk menyambut apa yang diserukannya dan mereka tidak bosan mendengar ucapan seorang da’i

2. Tahap (Takwin) Pembentukan dan Pembinaan
Tahap penerangan dan proganda atau tahap perkenalan ide, jika tidak diiringi dengan tahap pembentukan dan pembinaan (takwin) atau pemilihan pendukung dan pembela seperti gologan Ansar dan Hawariyun, dan mempersiapkan pasukan atau laskar serta mengatur taktik barisan dari kalangan orang-orang yang diseru (mad’u), kemungkinan akan menjadikan segala usaha yang telah dikorbankan pada tahap penerangan dan pengenalan ide dakwah akan menjadi sia-sia, bahkan akan hilang tanpa bekas.
Banyak dikalangan kaum muslimin yang diseru sekarang ini akan dilahirkan dan dibesarkan dalam suatu masyarakat yang jauh dari jiwa Islam, menjadikan suatu masyarakat yang akan dikuasi oleh adt istiadat dan tradisi yang telah hancur , yang telah meresap dan bersatu dalam diri dan kehidupan mereka. Jadi bagi seorang da’I yang menyeru manusia kejalanAllah, memanggil manusia untuk hidup secara islami, harus memperhatikan dengan serius dan bereusaha sunguh-sunguh dalam membersihkan diri mereka dari segala tradisi Islam yang suci, akhlak Islam dan membentuk hidup manusia menurut karakter Islam , serta mengembalikan kehidupan mereka menurut cara-cara kehidupan yang islami.
1 Individu Muslim yang dikehendaki
Umat islam dewasa ini jumlahnya banyak, tetapi kualitasnya sangat rendah dibanding dengan kulitas umat Islam generasi pertama di zaman Rasulullah saw. Umat Islam dewasa ini tidak mampu mengubah bentuk dan suasana yang telah rusak. Oleh karena itu mereka tidak mampu membangun dan mendirikan daulah Islamiyah. Kualitas manusia muslim sekarang tidak mampu menghapus kebathilan dan mewujudkan kebenaran melainkan dengan pertolongan Allah swt.sebagaimana dalam surat Ar-Ra’du :17 
“Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi ) yang benar dan yang bathil. Ada pun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya ada pun yang memberi manfaat kepada manusia maka ia tetap di bumi demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan” (Qs. Ar-Ra’du 17).
Mempersiapkan seorang kader yang ideal dalam mutu, kualitas dan penampilannya memrlukan usaha-usaha yang serius, tekun dan kontiniu, penuh kesabaran dan ketabahan yang utuh. Umat Islam demikianlah yang sangup dan mampu membangun rumah tangga. Oleh karena itu Imam Syahid Hasan Al-Banna telah memberiakan perhatian sewajarnya kepada individu muslim dan berusaha mempersiapkannya. Langkah-langkah ini jelas mengikuti sunnah Rasulullah saw. Yang telah mempersiapkan angkatan mukmin pertama yang dikader dalam madrasah Rasullullah saw. Sebagai cikal bakal angkatan mukmin yang dapat membangun Daulah Islamiyah yang kuat, teguh dan agung.
3. Ciri utama seorang Da’i 
Seorang da’i harus memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap agamanya, pemahamanya yang menyeluruh, lengkap dan orisinil terhadap kitabullah dan sunnahturrasul. Dan ia harus memiliki keikhlasan yang besar untuk menjadi laskar dakwah, aqidah dan ideologi, bukan laskar yang mengejar keuntungan dan tujuan dari materi semata-mata, dan bukan pula angkatan yang semata-mata mengejar kepentingan diri sendiri. Ia akan mengutamakan kerja dari pada berbicara. Apa yang dikatakannya itulah yang ia kerjakan setelah lebih dahulu mengenal secara pasti jalannya dan mengikhlaskan niatnya karena Allah semata-mata.
4. Perkataan, perbuatan dan amal
Ada pula orang yang hanya berbicara, tetapi ia bukan seorang pekerja, dan pemimpin kerja, bukanpula sebagai seorang dai, dan seorang dai saja bukan berarti ia sebagai dai yang bijaksana serta mampu menelurkan kemenangan dengan pengorbanan sedikit.
Ini sesuai apa yang dikatakan dan dijelaskan oleh Imam syahid Hasan Al-Banna : “sesungguhnya banyak orang yang mampu berkata, tetapi sedikit dari mereka yang mampu bertahan dalam beramal dan bekerja. Banyak pula dari sedikit itu yang mampu bertahan pada waktu beramal, tetapi sedikit dianatara mereka yang mampu memikul beban dakwah yang berat dan sukar. Para dai inilah meruapakan angkatan pilihan yang sedikit jumlahnya, tetapi menjadi pembela dan menjadi ansarullah. 

3. Tahap Pelaksanaan (tanfidz) yaitu tahap beramal, berusaha dan bergerak mencapai tujuan. 
Pada tahap ini seorang kader dakwah sudah mampu melakswanakan dan mengamalkan nilai-nilai islam secara total. Dakwah dalam tahapan ini adalah jihad, tanpa kenal sikap plin-plan, kerja terus-menerus untuk mengapai tujuan akhir, dan kesiapan dalam menanggung cobaan dan ujian yang tidak mungkin bersabar atasnya kecuali orang-orang yang tulus. Menurut Syaikh Hasan al-Banna menyebutkan bahwa dakwah ini terdiri dari bebrapa tahap, yakni : ta’rif, Takwin, dan tanfidz. Dengan inilah kita mengantarkan umat islamdari satu tahap ke tahapan lain dari satu kondisi ke kondisi lain, sehingga dapat mengantarkan mereka ke tujuan.

Jumat, 20 November 2009

DINAMIKA DAKWAH TERHADAP PATOLOGI SOSIAL

DINAMIKA DAKWAH TERHADAP PATOLOGI SOSIAL
 
Oleh
Defrinal

A. Pendahuluan
Berbicara tentang dakwah adalah merupakan sesuatu hal yang sangat esensial dalam ajaran agama Islam sebab dengan berdakwahlah ajaran agama Islam dapat disampaikan kepada seluruh lapisan ummat manusia baik yang sudah memeluk agama Islam maupun yang belum memeluk agama Islam. Oleh karena itulah maka berdakwah atau kegiatan mengajak ummat manusia masuk ke dalam jalan Allah dalam seluruh aktifitas hidup dan kehidupan sudah menjadi tugas setiap ummat Muslim, sebab ummat Muslim dilahirkan sebagai ummat terbaik bagi manusia, seperti firman Allah dalam Al-Qur’an, “Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar” (Q.S. Ali Imran : 110). Tugas dan kewajiban berdakwah tersebut tentu saja dilakukan sesuai dengan cara dan kemampuan masing-masing individu Muslim. 
 Dakwah Islamiyah yang telah berjalan ratusan dan bahkan ribuan tahun lamanya di permukaan bumi ini telah mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dengan tolak ukur banyaknya berdiri rumah ibadah, jumlah madrasah yang semakin bertambah, jumlah jamaah haji yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan lain-lain sebagainya. Namun demikian sering dengan terjadinya proses modernisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah menyebabkan tolak ukur keberhasilan itu berubah. Tolak ukur keberhasilan dakwah tersebut bukan hanya ditentukan oleh yang tersebut di atas, tetapi keberhasilan tersebut lebih ditentukan sejauh mana kualitas keberagamaan ummat manusia secara sosial dalam arti menurunnya angka kemaksiatan dalam masyarakat, terhindarnya generasi muda dari ancaman Narkoba, HIV/Aids, dan meningkatnya akhlaq dan atau moralitas masyarakat.

B. Dinamika Dakwah Terhadap Patologi Sosial
 
Apabila dikaji lebih teliti sejarah perjuangan Rasulullah sebagai pembawa Risalah, hasil kajian itu akan dapat memperlihatkan bahwa betapa dinamikanya dakwah dalam menghadapi setiap persolan kehidupan. Dinamika yang dimaksudkan di sini adalah bahwa dakwah itu tidak bersifat kaku, tetapi mengalami perkembangan sesuai dengan dinamika yang ada dalam masyarakat .
Sebagai salah satu contoh bagaimana dinamika dakwah dalam menghadapi penyakit masyarakat adalah ketika ayat memberitahukan tentang keharaman khamar. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat Arab ketika itu senang-senang dengan minuman keras (khamar) padahal khamar merupakan sesuatu yang dilarang dalam Islam. Tetapi untuk menghapus tradisi ini diperlukan empat tahap, yaitu 
1. Tahap pertama Allah menurunkan surat an-Nahl ayat :67

ومن ثمرات النخيل والأعناب تتخذون منه سكرا ورزقا حسنا إن في ذلك لآية لقوم يعقلون

”Dan dari buah kurma dan anggur kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran allah) baik bagi orang yang memikirkan”
 
Ayat ini pertama kali ditujukan kepada masyarakat yang sering membuat minuman keras dari buah kurma dan anggur. Padahal sebenarnya buahan tersebut merupakan makanan yang baik dan bisa mendatangkan rezki bagi mereka yang mengolahnya dengan benar.
2. Setelah ayat yang pertama itu diturunkan, muncul reaksi dari kaum Arab yang menanyakan masalah tersebut. Lalu turunlah surat al-Baqarah ayat: 219

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
”Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi katakanlah: pada keduanya itu teradapat dosa besar dan beberapa manfaat bagimanusia tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya.”

Ayat di atas membandingkan antara manfaat minuman keras (khamar) yang timbul setelah meminumnya, berupa kesenangan atau keuntungan karena mamperdagangkannya, dengan bahaya yang diakibatkannya, seperti dosa , kerusakan akal, hilangnya kesehatan tubuh, menghabiskan harta dan membangkitkan dorongan-dorongan untuk berbuat hina. Pada ayat ini belum diungkapkan perlarangan minuman keras, akan tetapi hanya berupa pertimbangan antara manfaat dan bahayanya.
3. Pada tahap berikutnya Allah menurunkan surat an-Nisa’ ayat 43

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedangkan kamu dalam keadaan mabuk” 

Pada ayat ini sudah ada batasan-batasan bagi orang-orang yang meminum khamar. Ayat ini menunjukan larangan meminum khamar pada waktu-waktu tertentu. terutama jika akan melaksanakan shalat, karena pengaruh khamar tersebut akan terbawa dalam shalat.
4. Kemudian akhirnya Allah menurunkan ayat yang mengharamkan khamar secara mutlak dan dalam segala waktu yaitu surat al-Maidah ayat 90-91

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(90)إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ(91)

”Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud untuk menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan mengingat Allah dan shalat maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu.

 Pada contoh diatas dengan turunnya ayat al-quran secara bertahap tentang manfaat dan bahaya khamar yang sampai pengaharamannya, merupakan sebuah strategi dakwah yang fantastik dalam menghilangkan penyakit masyarakat atau kebiasaan buruk masyarakat arab yang bertentangan dengan Ajaran Islam. 
Kekuatan Akhlak dan Moral yang tercemin pada prilaku yang baik dan benar ( amal sholeh) merupakan inti utama ajaran Islam. Sehingga tujuan Rasulullah saw. Diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia beliau bersabda :
“ Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.” 
Di dalam surah al- Qalam: 4, Allah swt memuji Rasulullah saw. Karena memiliki akhlak yang agung dan mulia.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(al-Qalam:4) 
Dengan akhlak dan moral yang baik, segala potensi yang dimiliki manusia, seperti ilmu pengetahuan, kekayaan, jabatan dan potensi-potensi lainnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama (an-Nahl: 97) 
Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari pada yang telah mereka kerjakan. (an-Nahl: 97)

Sebaliknya, dengan akhlak dan moral yang buruk, segala potensi tersebut akan sia-sia, bahkan cenderung merusak (Thaha: 124:126)  

1. Peranan Dakwah terhadap Patologi Sosial

Dalam pemberantasan penyakit masyarakat, dakwah cukup berperan aktif baik dilembaga pemerintah dengan lahirnya perda pekat , lambaga dakwah yang berperan aktif dalam membina masyarakat dalam bentuk pelatihan dan seminar maupun LSM sebagai pengawas dan pengontrol kebijakan pemerintah dalam pemberantasan penyakit masyarakat dan lembaga adat yang menjaga kaum dan masyarakat salingkanya dengan merujuk kepada adat basandi syarak syarak basandi kitabullah. Ada beberapa contoh lembaga pemerintah, dakwah, LSM dan adat dalam memberantas penyakit masyarakat diantaranya sbb : 
1. Perda Propinsi Sumatera Barat No 11 Tahun 2001 tentang pencegahan dan pemberantasan Maksiat : 
Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : 
a. Daerah adalah propinsi Sumatera Barat
b. Pemerintah Daerah adalah pemerintah Propinsi Sumatera Barat 
c. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat
d. Maksiat adalah setiap tindakan yang merusak sendi-sendi kehidupan sosial kemasyarakatan dan melanggar norma-norma Agama dan adat, baik yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan atau belum
e. Perzinahan adalah hubungan seksual di luar ikatan pernikahan, baik dilakukan oleh yang berlainan jenis kelamain atau sama.
f. Perjudian adalah segala tindakan atau perubuatan untuk mendapatkan keuntungan bergantung pada peruntungan belaka atau segala permainan dengan mamakai uang dan /atau benda dan/ atau sejenisnya sebagai taruhan atau menjanjikan mengadkan taruhan baik berupa uang dan/atau benda dan/atau sejenisnya, termasuk pembeliankupon untuk mendapatkan atau memenangkan suatu permainan
g. Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol dan/atau segala jenis minuman yang dapat memabukkan sehingga menggangumetabolisme tubuh danmenggangu akal sehat.
h. Narkotika dan Psikotropika dan zat adiktif lainnya adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkanpenurunan atau perubahankesadaran, hilangnya rasa mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan dalam golongan-golongan sebagaimanaterlampir dalamundang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang psikotropika dan undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika.
i. Penerbitan dan penyiaran yang meransang untuk berbuat maksiat adalah penerbitan dan penyiaran yang menyajikan cerita gambar, poster dan siaran berbentuk porno dan pornografi yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan adat.  
2. Perda Pekat Kota Padang 
Ternyata apa yang dicuap-cuapkan selama ini kalau di kota Padang judi jenis toto gelap (togel) alias buntuik belum hilang, Secara tidak langsung, Walikota Padang Drs H Fauzi Bahar MSi mengakui di kota yang dipimpinnya ini buntuik belum habis. Buktinya, Fauzi Bahar merencanakan akan memberangus pelaku judi, togel dan pelaku minuman keras (Miras). Perbuatan yang bisa dikelompokan dalam penyakit masyarakat (Pekat) itu, akhir-akhir ini mulai subur kembali di Kota Padang.
Dikatakan, Kota Padang yang sudah hampir sembuh dari tindakan Pekat, kini mulai kambuh lagi. Hal tersebut terkait di temukannya beberapa kasus Togel, judi dan Miras oleh pihak kepolisian, yang kian hari kian bertambah jumlahnya. Apalagi, kasus tersebut sudah semakin mencuat sewaktu masa kampanye Pemilu KDH Kota Padang beberapa waktu lalu. “Saya juga melihat, Togel mulai mewarnai kota Padang. Jangan kira kami diam berarti aman. 
Saya bertekad, tiada ampun bagi pelaku Togel,” ungkapnya kepada POSMETRO seusai Pelantikan DPD Asosiasi LPM Kota Padang, di Palanta, Jumat (7/11). Pekat sudah di atur dalam Perda. Munculnya togel di Kota Padang akhir-akhir ini sangat memprihatinkan bagi Kota Padang Kedepan. Masyarakat bersama pemerintah mesti saling membahu untuk memberantas perbuatan keji tersebut. 
Fauzi Bahar yang baru saja memenangkan Pemilu KDH Kota Padang menurut komulasi akhir oleh KPU Kota Padang ini, bertekat segera mungkin menertibkan pelaku pekat di Kota Padang demi menjaga kemulian Kota Padang dari hal-hal yang berbau maksiat yang pada akhirnya menghancurkan moral generasi, budaya dan adat istiadat yang sarat dengan adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah (ABSK).
Fauzi mengimbau seluruh masyarakat dan komponen masyarakat Kota Padang agar bersama-sama memberantas Pekat di kota masyarakat, “ Kita butuh kerja sama masyarakat dalam hal ini. Jika terjadi Pekat tolong laporkan kami tampa segan-segan menindaknya meski pun ia dari aparat dan Anak serta bapak si anu,” tegasnya mangakiri. 
Di tempat berbeda, Satpol PP selama dua tahun terakhir baru sekali menangani oknum PNS yang terjerat dalam operasi pekat di kawasan Kota Padang. Untuk kasus ini, oknum langsung diserahkan pada PPNS untuk disidik lebih lanjut. Kakan Satpol PP Dedi Henidal didampingi Kasi Trantib Wardimu memberikan sanksi tegas kepada masyarakat yang melanggar Perda Kota Padang.
Khusus untuk Perda tentang Pekat itu, PNS pun ditindak sesuai aturan yang ada. Selain dikenakan dengan aturan di Kota Padang, tersangka itupun mendapat sanksi dari jajaran pemerintah daerah tempatnya bekerja. Wardimu menambahkan agar setiap PNS menjaga setiap tingkah lakunya di tengah-tengah masyarakat. Sebab itu sangat mencoreng nama korp yang menaunginya. “Terkait dengan oknum yang tertangkap Rabu lalu, telah diserahkan pada pemda setempat untuk ditindak lanjuti,” tutup Wardimu.
3. MUI
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah lembaga yang mewadahi ulama, zu'ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air.Antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan.
Salah satu tugas MUI adalah sangat aktif dalam pemberantas masalah pekat. Seperti yang disampaikan pada surat kabar Rakyat Merdeka. Majelis ulama indonesia (MUI) Kota Palangka Raya serta sejumlah ormas, medesak agar Pemko dan DPRD Kota menerbitkan Perda yang mempu melindungi moral masyarakat. Seperti Perda anti Miras, Perda Anti Pelacuran, Perda Anti Perjudian, dan Perda Anti Penyakit Masyarakat. Permintaan ini disampaikan dalam bentuk pernyataan sikap, yang ditandatangani oleh Ketua Umum MUI Kota Syarkawi AA dan Sekretaris umum Mahlani Ahmad. 
Sedangkan terkait dengan Raperda tentang Miras yang sedang dibahas di DPRD Kota, minta agar dipertimbangkan kembali. Sebab menurut MUI dampak negatifnya, akan terjadi bagi pribadi, keluarga dan masyarakat lebih besar. 
Selain itu, MUI secara tegas mendukung sepenuhnya pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Kemudian mendukung penegak hukum untuk menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada pegendar dan pemakai narkoba. 
Penyakit masyarakat (Pekat) membawa dampak negatif yang besar baik pada perorangan, keluarga dan masyarakat, bahkan terhadap bangsa dan negara. Akibat yang ditimbulkan tak hanya materi tapi juga merusak moral yang menjadi pemicu tindaka pelanggaran asusila, kriminal, kenakalan remaja dan lainnya. 
Sementara itu kepada media massa di Kota Palangka Raya, MUI mengajak untuk ikut membantu menciptakan masyarakat yang bermoral bersih dari berbagai Pekat ini. 
Seruan terakhir MUI mengajak seluruh lapisan masyarakat Kota Palangka Raya khususnya umat Islam agar bersama-sama menciptakan suasana Kota yang aman, tertib dan bermartabat dengan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 
4. BNK Kota Padang
PADANG--Aparat kantor Kesbangpol Kota Padang setiap tahun telah mengagendakan penyuluhan anti Narkoba setiap tahunnya. Penyuluhan anti Narkoba tersebut mulai dari kalangan pelajar SMA, Mahasiswa hingga para tokoh masyarakat atau orangtua. Bahkan kegiatan penyuluhan ini dijadikan kegiatan tiada hentinya bagi Pemerintah Kota Padang. Tujuannya supaya Narkoba dijauhi masyarakat di Kota Tercinta ini . 
Wako Padang Drs. H. Fauzi Bahar, Msi menegaskan, masyarakat harus terlibat dalam memerangi narkoba. “Pastikan masing-masing keluarga tak ada anggotanya yang terlibat narkoba. Itu kuncinya. Kepada para penegak hukum kita berharap untuk tidak sedikitpun memberikan ruang gerak bagi para pelaku dan pengedar narkoba. 
Hukum seberat-beratnya kepada para pelaku dan pengedar yang terbukti melakukan kejahatan narkoba. Tandas Fauzi Bahar. 
Sedangkan Ketua BNK Padang Drs. H.Yusman Kasim menjelaskan, selama 2006 Poltabes Padang berhasil mengungkap 140 kasus narkoba di wilayah hukumnya, dengan jumlah 216 tersangka. Data sementara untuk tahun ini, jajaran Poltabes dan Polda telah berhasil menggagalkan peredaran narkoba jenis ganja kering seberat 20 Kg dan 71 Kg. 
Memberantasi peredaran Narkoba di lingkungan Pemerintah Kota Padang, Badan Narkotika Kota (BNK) Padang, dalam waktu dekat ini akan melakukan tes urine kepada seluruh PNS (Pegawai Negri Sipil) yang ada di Pemko Padang. “Tes urine bagi pejabat pemerintahan ini adalah suatu terobosan yang bagus, karena dengan adanya tes ini kita bisa mengetahui apakah ada di antara pejabat yang memakai barang haram. 
Jika nantinya hasil tes positif, maka pihak yang bersangkutan harus segera “angkat kopor” alias di non-jobkan di samping nantinya juga harus menjalani hukuman dari pihak berwajib atas perbuatannya,” ujar Kepala BNK Drs H Yusman Kasim MM, kepada Koran ini, Selasa (6/5).
Tes urine yang akan dilaksanakan Pemko dan Badan Narkotika Kota (BNK) Padang ini juga merupakan rangkaian dari target Pemerintah Pusat dan Polri yang mencanangkan Tahun 2015 Indonesia bebas dari narkoba. Terang saja, kebijakan tes urine yang pasti akan dilakukan, mendapat respon yang berbeda dari berbagai kalangan. Ada yang menanggapinya positif tidak jarang juga yang menganggap tes urine nantinya akan memperburuk nama baik Kota Padang saja. Katanya, Pemko tidak akan mentolerin jika ada pejabat yang memakai narkoba baik jenis apapun. 
“Tidak ada kata maaf bagi mereka yang kedapatan memakai bahan terlarang, karena seharusnya sebagai PNS mereka bisa menjadi panutan di tengah-tengah masyarakat bukannya gagah-gagahan dengan jabatan yang dia miliki,”timpal Yusman. Tersadar atau tidak untuk saat ini, narkoba telah merambah semua kalangan di Padang. Baik itu anak sekolah, warga sipil maupun pejabat Pemko pun mungkin ada yang terjerat kecanduan narkoba tersebut. Jadi walaupun tes urine tidak terlalu efektif dalam menyibak pemakai ganja karna tes urine sendiri efektivitasnya cuma 24 jam setelah pemakai mengonsumsi barang haram. Lewat dari itu tes urine belum mampu menyibaknya. “Kita tunggu saja, apakah ada dari kalangan PNS yang terlibat, kalau ada jangan harap mendapat pengampunan. Surat kerjanya akan dicabut untuk selamamya,” ujar Yusman.(o)
5. Front Pembela Islam (FPI)
Organisasi ini merupakan organissasi Islam dibentuk 17 Agustus 1998 yang diketuai oleh Habib Rizieq mempunyai komitmen untuk menjaga kemurnian akidah Islam.Mereka memiliki anggota yang banyak dan solid bergerak cepat dan agak radikal dalam bertindak terutama masalah pemberantasan maksiat (Pekat) seperti : Minum-minuman keras, perjudian, tempat-tempat hiburan malam (diskotik) dan hal-hal yang mencemari Islam. . 
FPI menjadi sangat terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial sejak tahun 1998, terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya yakni Laskar Pembela Islam [7]. Rangkaian aksi penutupan klab malam, tempat pelacuran dan tempat-tempat yang diklaim sebagai tempat maksiat, ancaman terhadap warga negara tertentu, penangkapan (sweeping) terhadap warga negara tertentu, konflik dengan organisasi berbasis agama lain adalah wajah FPI yang paling sering diperlihatkan dalam media massa 
6. Komite Penegak Syariat Islam (KPSI)
Organisasi ini merupakan organisasi Islam yang diketuai oleh Irfianda Abidin. Tujuan organisasi untuk menjaga dan menerapkan syariat Islam. Sering melaksanakan seminar-seminar tentang syariat Islam dan memberantas serta menolak segala bentuk maksiat.  
7. Forum Lintas Bersama (Libas) Sumbar 
Organisasi ini bertujuan untuk memberantas maksiat dan penyakit Masyarakat diketuai Khairul Amri. menurut M Zulkarnain, ketua Harian Forum libas Sumatera Barat "Perlu diketahui bahwa Forum libas adalah milik masyarakat sumbar yang konsisten pada pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)"
SIAPA bilang mudah untuk memberantas penyakit masyarakat di bumi Nusantara ini? Selalu saja ada pihak tertentu yang marah, kalau masalah penyakit masyarakat itu diobok-obok pihak lainnya. 
Lihat saja nasib beberapa anggota polisi pamong praja (pol PP) Padang, Minggu (24/4) lalu. Karena bermaksud menertibkan pekerja seks di beberapa lokasi Kota Padang, buntutnya malah bentrok dengan aparat Poltabes Padang. Akibatnya, sejumlah anggota pol PP Padang harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang. Mereka menderita luka berat di bagian kepala dan beberapa tubuh lainnya. Mendapati kondisi seperti itu, Kapolda Sumbar segera membentuk tim khusus untuk menyelesaikan kasus tersebut. Tim itu, diketuai Inspektur Pengawas Polda (Irwasda) Kombes Nazwar Rismandi. Sekarang ini, tim telah memeriksa 39 polisi dan telah meminta keterangan dari empat anggota polisi PP, yang kini masih dirawat di RSUP M Djamil Padang. Dalam waktu dekat, diharapkan tim sudah dapat menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. 
8. Paga Nagari  
Organisasi Minang yang bertujuan untuk menjaga atau mengawal adat basanndi syarak, syarak basandi kibullah diketuai oleh Drs Ibnu Aqil dan pusat diketuai oleh Hamdi El-gumanti
Forum ini merupakan forum Ummat Islam Propinsi Sumatera Barat yang pernah melakukan unjuk rasa di depan Hotel Pangeran Beach memboikot kontes Casual Fashion Sumatera Barat 2008, karena dinilai mempertontonkan aurat. 
Ibnu Aqil, Ketua Paga Nagari Propinsi Sumatera Barat mengatakan kegiatan itu tidak pantas dilakukan wanita-wanita Minang dengan mempertontonkan aurat kepada orang lain. Festival itu harus dibatalkan serta acara semacam itu tidak diperbolehkan dan diadakan di sumatera Barat.. .
Rencananya kegiatan itu akan diikuti peserta wanita berumur 14 tahun dengan menampilkan pakaian T-shirt putih polos tanpa corak, celana pendek jeans/rok mini jeans. Menurut Forum Umat Islam Propinsi Sumatera Barat kegiatan itu secara nyata-nyata telah melakukan kegiatan pornoaksi dan tidak pantas di Ranah Minang.
Selesai berorasi dihalaman Hotel Pangeran Beach, Forum Ummat Islam Sumatera Barat memeriksa ke setiap ruangan pertemuan, untuk memastikan kegiatan itu dibatalkan atau tidak. Setelah yakin tidak ditemukan acara tersebut barulah mereka membubarkan diri .
9. Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
Organisasi dipimpin ini oleh Abu Bakar Baasyir dan sangat aktif dalam pemberantasan penyakit masyarakat seperti seperti di kutip pada Harian Kompas:
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menyatakan tidak tahu harus mengambil tindakan apa lagi untuk menghentikan penerbitan majalah pria dewasa Playboy Indonesia.
"Kami bingung harus melakukan apa lagi. Demo sudah kami lakukan, prosedur hukum juga sudah kami tempuh, tetapi majalah itu masih bisa diterbitkan lagi," kata Ketua Divisi Informasi dan Data MMI Fauzan Al Anshori di Jakarta, Rabu (7/6), menanggapi terbitnya majalah Playboy Indonesia edisi kedua.
Ia berharap Undang-undang Anti-pornografi dan Pornoaksi (APP), yang rancangannya hingga saat ini masih dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), segera dapat diterbitkan dan diberlakukan. "Sebab, undang-undang itu merupakan satu-satunya perangkat yang diharapkan dapat membendung arus pornografi dan pornoaksi," tegasnya. 
2. Hambatan dan Tantangan Dakwah terhadap Patologi Sosial
Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat kita saat ini dalam kaitan dengan keberhasilan dakwah adalah, pada satu sisi rumah ibadah bertambah dan berdiri megah sekalipun jamaah yang melaksanakan ibadah di dalamnya sedikit, jumlah madrasah yang semakin bertambah, jumlah jamaah haji yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan lain-lain sebagainya, tetapi pada sisi lain kemaksiatan merajalela, ancaman bagi generasi muda terhampar di semua sudut, penyakit masyarakat (Pekat) sangat marak dan akhlaq / moralitas masyarakat sangat memperihatinkan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sesungguhnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam seputar dakwah. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibagi pada dua faktor, pertama faktor internal dan kedua faktor ekternal.
A. Faktor Internal  
1. Permasalahan Petugas Dakwah (Da’i dan Lembaga Dakwah)
Permasalahan diseputar petugas dakwah ini sangat banyak antara lain adalah : Pertama, Terjadinya penyempitan arti dan fungsi dakwah menjadi hanya sekedar menyampaikan dan menyerukan dari atas mimbar, padahal dakwah sangat luas cakupannya yaitu mengajak manusia kepada kebajikan dan petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari kemungkaran, agar mereka memperoleh kesejahteraan / kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kedua, Umumnya para da’i tidak profesional, bahkan banyak di antara mereka yang menjadikan dakwah sebagai kerja sampingan setelah gagal meraih yang diinginkan, akibatnya dakwah hanya dilakukan sekedar berpidato semata. Padahal Pendakwah adalah pemimpin masyarakat yang dapat memperbaiki kehidupan yang rusak. Ketiga, Banyak di antara da’i yang tidak dapat memahami dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, padahal Iptek adalah sesuatu yang bersifat netral yang dapat dipergunakan untuk kebaikan dan kejahatan. Keempat, Longgarnya ikatan bathin antara si da’i dengan masyarakat, hubungan itu hanya sebatas ceramah, selesai ceramah dibayar dan habis perkara. Kelima, Kegiatan lebih banyak bersifat dakwah bil lisan, sedangkan dakwah bil hal jarang dilakukan.
2. Permasalahan Materi Dakwah
Materi dakwah yang disampaikan pada umumnya adalah bersifat pengulangan atau klise sehingga menimbulkan kejenuhan bagi masyarakat. Dan jarang sekali menyinggung kemajuan Iptek dalam rangka menunjang peningkatan Imtaq.
3. Permasalahan pendekatan dan metode dakwah
Dalam melakukan pendekatan dan metode dakwah banyak di antaranya yang kurang/tidak tepat sasaran sesuai dengan situasi dan kondisinya. Padahal Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar berbicara (memberikan dakwah) kepada manusia sesuai dengan tingkah laku atau pola pikirannya masing-masing.
4. Permasalahan Media, Sarana dan Dana Dakwah
Jarang sekali di antara da’i dan Lembaga Dakwah yang memanfaatkan media canggih sebagai sarana untuk berdakwah seperti OHP, TV, VCD, Film, Internet dan lain sebagainya, padahal sarana ini sangat ampuh dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Selain itu lembaga dakwah dan bahkan da’i sangat minim / kurang dalam hal pendanaan.
5. Permasalahan Manajemen dan Sistem Dakwah
Kelemahan utama dalam bidang manajemen adalah kurang mampunya pengelola lembaga dakwah dalam menerapkan manajemen modern dalam pengelolaan lembaga dakwah. Pada umumnya mereka menerapkan manajemen tradisional dalam pengelolaan lembaga dakwah. Selain itu manajemen lembaga dakwah banyak yang bersifat tertutup, tidak melaksanakan open manajemen sehingga program-programnya tidak diketahui oleh masyarakat. 
B. Faktor Ekternal 
 Setiap usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai setiap tujuan pastilah mendapat hambatan dan tantangan dari luar dalam rangka untuk mewujudkannya, apalagi dalam melaksanakan sebuah missi suci berupa dakwah atau seruan demi tegaknya hukum Tuhan di muka bumi. Tantangan-tantangan dalam rangka suksesnya dakwah dalam konteks kekinian dan kedisinian kita saat ini antara lain adalah :
1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu pesat saat ini telah melahirkan apa yang disebut dengan era globalisasi, yaitu sebuah era yang menjadikan bumi ini ibarat sebuah desa kecil dimana semua penduduk saling mengetahui apa yang terjadi di desanya. Saat ini semua ummat manusia pada satu belahan bumi mengetahui secara persis apa yang terjadi pada belahan bumi yang lainnya, sebagai dampak positif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini berupa tekhnologi informasi dan komunikasi dengan ciri komputerisasi, tekhnologi ruang angkasa dengan ciri penginderaan jarak jauh, tekhnologi hayati dengan ciri utamanya rekayasa genetic. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini selain membawa dampak positif bagi ummat manusia berupa kemudahan dalam melaksanakan semua urusan, ternyata juga menimbulkan permasalahan baru dalam kehidupan ummat manusia seperti rasa keterasingan, kecemasan, kegersangan hidup, terjadinya dekadensi moral, keretakan keluarga dan bahkan menambah jumlah penderitaan gangguan kejiwaan dan saraf. Dampak positif dan negative dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini tentu menjadi tantangan tersediri bagi pelaksanaan dakwah islamiyah.
2. Serangan Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Kelumpuhan ummat Islam saat ini salah satunya adalah disebabkan derasnya intervensi dari luar terhadap keberadaan ummat Islam. Serangan paling deras adalah dilakukan oleh oknum-oknum atau golongan yang tidak menyukai tumbuh dan berkembangnya ummat Islam sebagai salah satu kekuatan dunia. Intervensi itu dilakukan dalam bentuk serangan pemikiran dengan mencopot akar-akar aqidah dari dalam individu dan masayarakat Muslim. Akibatnya ummat Islam lumpuh, dekandensi moral terjadi, dan ummat Islampun tidak lagi menyadari kehebatan dan kedahsyatan ajaran agamanya.
3. Gerakan Pemurtadan  
Gerakan pemurtadan terhadap kaum muslimin Indonesia cukup menghebat, diprogramkan sedemikian rupa, dengan dukungan dana yang cukup besar. Pokoknya ummat Islam Indonesia bukan hanya berhadapan dengan kaum Kristen domestic tetapi juga berhadapan dengan kaum Kristen internasional yang secara sistematis dan concern melakukan pekabaran injil di sini. 
4. Imperialisme Budaya Asing 
Sebagai salah satu akibat langsung dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi melalui informasi dan komunikasi yang sangat dekat dengan setiap individu Muslim Indonesia adalah masuknya budaya asing langsung ke dalam rumah tangga Muslim melalui media Televisi dan lain sebagainya. Akibatnya anak-anak muda generasi masa depan bangsa larut dan mencontoh budaya-budaya asing tersebut, padahal budaya-budaya asing tersebut bertentangan dengan budaya bangsa dan agama.  
5. Kehidupan Yang Permisif
Salah satu bentuk kecenderungan yang permisif ini adalah meningkatnya kasus-kasus pengguguran kandungan di kalangan perempuan dan mahasiswi, maraknya hamil di luar nikah, dan kumpul kebo. Kecenderungan seperti ini adalah merupakan dominasi pengaruh aspek fisik (materi) pada diri mereka yang mengalahkan fithrahnya. Padahal manusia, dalam fithrahnya, memiliki sekumpulan unsur surgawi yang luhur, yang berbeda dengan unsure-unsur badani yang ada pada binatang, tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa. Unsur-unsur itu merupakan suatu senyawa antara alam nyata dan metafisis , antara rasa dan non rasa (materi), antara jiwa dan raga. (Muradha Mthahhari).  
3. Solusi Strategi Dakwah Terhadap Patologi Sosial
a. Profesionalisasi Dakwah
 Agar supaya dakwah dalam konteks kekinian dan kedisinian kita dapat berdaya guna dan berhasil guna maka diperlukan para juru dakwah yang professional dengan kemampuan ilmiah, wawasan luas yang bersifat generalis, memiliki kemampuan penguasaan, kecakapan, kekhususan yang tinggi. Orang yang seperti ini adalah orang yang percaya diri, berdisiplin tinggi, tegar dalam berpendirian dan memiliki integritas moral keprofesionalan yang tinggi. Mampu bekerja secara perorangan dan secara tim dengan sikap solidaritas atas komitmen dan konsisten yang teruji kokoh.
b. Kompetensi Dakwah 
 Untuk menjadi tenaga dakwah yang professional, menurut Prof. Dr. H. Djudju Sudjana (1999), seorang da’i harus memiliki tiga kompetensi, yaitu kompetensi akademik, kompetensi pribadi, dan kompetensi sosial.
c. Lembaga Dakwah
 Selain adanya da’i yang professional, diperlukan pula adanya organisasi profesi dakwah yang akan mengayomi, membina, membimbing dan mengembangkan para da’i. Salah satu kekurangan pelaksanaan dakwah adalah belum mampu membentuk organisasi-organisasi profesi dakwah. Ketiadaan ini sangat rentan terhadap terjadinya perpecahan, karena kurangnya wahana bagi berlangsungnya Silaturrahim-musyawarah yang dikelola secara professional guna mengatasi perbedaan-perbedaan yang mungkin, hanya disebabkan oleh kesalah pahaman atau kekhilafan. Dan terus terang saja kelemahan ini telah lama dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam.
  Demikianlah makalah ini kami sampaikan sebagai bahan pengantar diskusi di antara kita, dan mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua dalam rangka meningkatkan kepedulian kita terhadap pelaksanaan dakwah yang membentuk manusia yang beriman dan berakhlakul karimah yang sesungguhnya adalah merupakan salah satu inti daripada ajaran Islam.