Sabtu, 21 November 2009

SEJARAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN PERIODE KLASIK

1. PENDAHULUAN
Filsafat berasal dari bahasa Yunani (philosophia); philos artinya cinta dan sophos artinya kebijaksanaan, pengetahuan. Filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Sesuai tradisi, Pythagoras atau Socrates yang mula-mula menyebut diri “philosophus”, yaitu sebagai protes terhadap kaum “sophist” , kaum terpelajar pada waktu itu yang menamakan dirinya ”bijaksana” padahal kebijaksanaan mereka itu adalah semu belaka. 
Ilmu berasal dari bahasa Arab ( علم-يعلم-علما ) artinya mengerti, memahami , Bahasa Inggis (science); dari bahasa Latin (scientia) artinya pengetahuan. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa Yunani adalah episteme. Jadi ilmu ialah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara system menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan.
 Pengetahuan berasal dari bahasa Inggis (knowledge). Pengetahuan ialah kesatuan subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui.  
Setelah penulis pahami pengertian filsafat, ilmu, dan pengetahuan, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu. 
Sehubung dengan apa yang dikemukakan diatas, penulis akan menguraikan beberapa pemikiran filosof tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan mitos, mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang bersifat mutlak, yang berada dibelakang segala sesuatu yang serba berubah.



2. PEMBAHASAN 
A. Filsafat Yunani Pra-Socrates
Sejarah pergolakan cultural dalam sejarah epistemology kebudayaan Barat dimulai sejak zaman awal atau zaman abad Yunani kuno dimulai zaman pra-Socrates sampai zaman Aristoteles. Zaman ini menunjukan adanya zaman keemasan tradisi pemikiran Yunani yang sangat kosmologi. Tradisi pengetahuan umum masih dipisahkan dari hakikat manusia. Manusia hanya dilihat sebagai salah satu unsure dari kosmos dan dipaksakan untuk mentaati hokum-hukum alam sebagai hakikat asal atau prinsip utamanya (arche type)
Secara histories dapat dikatakan bahwa pergolakan pemikiran pada zaman pra-Socrates ini dimotori oleh adanya lima aliran :  
1. Aliran Ionia (Asia minor)
Dalam sejarah filsafat, bisaanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat Barat. Karena dunia Barat (eropa barat) dalam alam fikiranya berpangkal kepada pikiran Yunani. Di tanah Yunani lama sebelum permulaan tahun Masehi ahli-ahli pikir mencoba menerka teka teki alam. Mereka mau mengerti apakah yang menjadi asal mula alam yang melingkunginya serta isinya. Apakah sebetulnya alam ini. Apakah inti sarinya? Mungkin yang beraneka warna dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari alam dengan sitilah : mereka mencari arche alam. (arche dalam bahasa yunani adalah mula, asal). 
  Aliran Ionia dengan tokoh-tokohnya seperti Thales , Anaximander , Anaximenes , Herakleitos, mereka berusaha mencari inti alam, dalam sejarah mereka disebut sebagai filsuf alam dan filsafatnya dinamakan filsafat alam. Thales berpendapat bahwa pertama atau intisari alam ialah air, Anaximander mengatakan dasar pertama ialah zat yang tidak tertentusifat-sifatnya yang dinamainya toaperion, Anaximenes berpendapat dasar pertama adalah udara, karena udara yang meliputi seluruh alam semesta serta udara pula yang menjadi dasar hidup bagi manusia yang diperlukan oleh nafasnya. Sedangkan Heraklitos berpendapat semua yang ada di alam ini mengalami perubahan tidak ada yang tetap. Untuk dasar arche dunia semesta ini diterimanya api, karena api itu selalu bergerak dan berubahdan tidak menetap. 

2. Aliran Pythagorean (pyithagoras) 
Pythagoras adalah seorang ahli ilmu pasti dan ahli musik, penyelidikannya tentang alam berbeda dengan filsuf sebelumnya. Menurut dia dasar segala sesuatu itu adalah bilangan, sehingga orang tahu dan mengerti betul akam bilangan tahu jugalah ia akan segala sesuatunya. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Karena itu bilangan adalah unsure utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kalau segala-galanya adalah bilangan, berarti unsure bilangan juga unsure yang terdapat dalam segala sesuatu. Unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas. 

3. Aliran Elea
Aliran elea dengan tokoh-tokohnya seperti Parmanides (529-444 SM), dan Zeno (490-430 SM). Parmanides lahir di kota Elea, kata perantau Yunani di Italia Selatan. Menurutnya realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos, yaitu bahwa ralitas adalah gerak dan perubahan. Parmanides mengakui pengetahuan yang tidak tetap atau berubah-ubah dan pengetahuan yang tetap, yaitu pengetahuan indra dan budi. Pengetahuan indera tidak dapat dipercayai karena ia berdasarkan atas peralihan (gerak, menjadi) dan bermacam-macam. Pengetahuan yang tetap dan umum adalah pengetahuan budi (ratio) yang dapat dipercayai dan sesuai dengan realitas. 
Oleh karena ada itu tetap, tak mungkin ia beralih, tak mungkin bergerak, tak mungkin ada permacaman, hanya ada satu. Kalau ada itu satu, maka ia tak berawal, sebab darimanakah ia timbul. 
Zeno lahir di Elea pada tahun 490 dan meninggal tahun 430 SM, falsafah ada-nya, baginya ada itu sesuatu pengertian saja, bukan sebagi sesuatu kenyataan. Karena ia tidak bisa ditunjukkan keadaanya, hanya dalam pengertian belaka. Dalam hal ini Zeno telah melangkah setapak dari Parmenides. Parmanides masih terbayang-bayang ke-dua-lismenya, yaitu empiri dan ratio, tetapi Zeno hanya mengutamakan akal. Dalam kupasanya menyatakan anak panah meluncur dengan kencang kelihatannya, sebetulnya berhenti. Karena pada setiap sepersekian juta detik berada di dalam ruangan, diamana anak panah itu sedang berada. Jadi anak panah itu berhenti pada setiap ruang yang dilaluinya. Dengan demikian anak panah itu tidak bergerak. Kalau dianggap anak panah itu bergerak dalam ruang yang dilaluinya, ini sesuatu hal yang mustahil. Karena dalam ruang yang sama dan waktu yang sama terjadi dua hal yang berlawanan, yaitu gerak dan diam.

4. Aliran Phisiologis
Aliran phisiologis dengan tokohnya seperti Empedokles , Anaxagores, dan Demokritos. 
a. Empedokles berpendapat bahwa alam semesta di dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru. Ia mempertahankan unsure pluralitas dan perubahan hasil pengamatan (inderawi) manusia. Realitas tersusun dari empat unsur : api, air, udara, dan tanah. Keempat unsure itu digabungkan dengan unsure empat yang berlawanan. Akhirnya akan menghasilkan suatu benda. Menurut empedokles terdapat dua unsure yang mengatur perubahan-perubahan (yang menggerakan segala sesuatu) di alam ini, yaitu cinta dan benci. Kedua unsure ini dapat meresap kemana saja, dengan demikian dalam kejadian dialam semesta unsure cinta dan benci selalu menyertainya. Juga proses penggabungan (cinta) dan perceraian (benci) tersebut berlaku untuk melahirkan makhluk hidup. 
b. Anaxagores lahir di kota Klazomenai, Ionia pada tahun 499-420 SM. Menurutnya realitas bukanlah satu, tetapi banyak unsure namun tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebahagian yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat dilihat dan jumlah tidak terhingga. Tentang terbentuknya alam (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuk itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak (atom yang padat).  
Menurut Anaxogores realitas adalah suatu campuran yang mengandung semua benih. Indera kita tidak bisa melihat semua benih yang di dalamnya. Hanya bias dilihat yang paling dominan, contohnya emas (yang terlihat emas warna kuning yang paling dominan) walaupun benih yang lain, seperti perak, besi, tembaga terdapat di dalamnya.
Anaxogores mengatakan yang meyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nous. Yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih dan terpisah dari semua benda. Nous mengenal danmenuasai segala sesuatu. Ajaran anaxogores tentnag nous inilah pertama kalinya dalam filsafat dikenal dengan perbedaan antara jasmani dan rohani.  
c. Democritos lahir di Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara pada tahun 460-370 SM. Ia mengatakan bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsure, dan jumlahnya tidak terhingga. Unsure itu merupakan bagian dari materi yang sangat kecil, sehingga tidak mampu menginderanya. Unsure tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena tiga : yaitu, bentuk, urutan dan posisi. 
Teori pengetahuannya berdasarkan panca indera, panca indera ada dua : panca indera lahir dan panca indera bathin. Panca indera luar pengatahunya adalah tidak benar dan pengetahuan yang benar adalah pengetahuan indera dalam, itulah pikiran. Sedangkan falsafah akhlaknya dia lebih cendrung kepada hedonisme.

5. Aliran Sophis (skeptisisme)
Setelah berakhirnya masa para filosof alam, maka munculah masa transisi. Yakni penelitian terhadap alam tidak lagi menjadi focus utama. Tetapi sudah mulai menjurus kepada penelitian kepada manusia. Filosof alam ternyata tidak memberikan jawaban yang memuaskan, sehingga timbulah kaum “sofis”. Kaum sofis ini memulai kajian tentang manusia dan manusia adalah ukuran kebenaran. 
Aliran sofisme dalam filsafah Yunani, suatu aliran yang berarti bijaksana, cerdik dan pandai. Aliran ini juga dapat dikelompokan kepada aliran skeptisisme (keragu-raguan). Setidak-tidaknya aliran ini mnyebabkan orang menjadi ragu akan hakikat kebenaran. Karena para cindikiyawan tokoh aliran ini tidak sepakat dalam menetapkam dasar pengetahuan. Tiap-tiap guru sofis mengajarkan syak pada pikiran orang lain, makanya “ukuran yang tetap tentang kebenaran dan tidak benar, baik dan buruk, tidak ada, hilanglah perbedaan antara baik dan jahat. 
Sebetulnya, penulis menghendaki yang benar tetap menjadi benar. Tapi aliran ini menjadikan standar dalam berfikir hanya alat deria (empiri), inilah yang menyebabkan timbulnya ragu-ragu atau skeptis. Di Athena pada waktu itu orang yang benar adalah orang yang pendapatnya dibenarkan orang banyak. Ukuranya bukan kebenaran, melainkan pengakuan. Kata Dr. Muhammad Hatta dalam bukunya “Alam pikiran Yunani” bahwa di Yunani itu “Bukan kebenaran isi kata yang diutamakan orang, melainkan tarikannya. Akibatnya setiap orang mau benar saja. Sehingga semangat individualisme berkembang. 
Di bawah ini akan akan diketengahkan beberapa tokohnya, diantaranya : 
1. Protagoras (481-411 SM) lahir di Abdera. Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran segala kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal bakal humanisme. Kebenaran adalah kebenaran pribdi, bukan kebenaran umum. Pandangan seseorang berlainan dengan pandangan orang lain. Jadi padanya berhimpun dalam menetapkan kebenaran subjektif dan individualisme.  
2. Gorgias (483-375 SM) lahir di Leontinol-Sisilia. Ia terpengaruh dengan pemikiran Zeno. Bagi Zeno, ada hanya suatu pengertian saja. Ini dasar dipakainya untuk menegakkan pendapatnya. Akhirnya dia berkesimpulan tidak ada yang benar. Sesuatu bagi Gorgias tidak ada, andai kata ada tentu akan berwujud sesuatu. Padahal terjadi hanya sekedar pengertian dan tidak ada juga suatu pengertian. Keduanya adalah mustahil. Karena tidak bisa timbul dari yang ada dan juga tidak bisa timbul dari yang tiada. Maka kentara padanya bahwa ia cendrung kepada inderawi. Pendapatnya “Andaikata kita ketahui tidak dapat dikatakan orang lain” karena ada itu tidak dapat ditunjukkan kepada orang.  
Dengan konsep-konsep sofis ini yang menitik beratkan falsafahnya pada manusia sebagai ukuran segala sesuatu , ini berbeda dengan menurut filosof idealisme dan rasionalisme, yang dimaksud dengan manusia adalah akalnya. Tetapi bagi sofis adalah tingkah lakunya, sikapnya. Ada adalah apa yang dapat dilihat panca indera. Yang berkesan lagi pendapat Gorgias yang mengatakan “berfikir juga tidak memberi jaminan”. Hanya suatu kesimpulan bagi aliran ini tidak ada pendapat yang benar. 
Dengan pendapat-pendapat yang tersebut diatas, maka rasio menentang, inilah yang melatar belakangi filosof datang sesudahnya berbentuk menentang dengan metode baru daiantaranya Socrates.

B. Filsafat pada masa Socrates
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 dan meninggal pada tahun 399 SM. Ayahnya bernama Sophroniscos yang bekerja sebagai seorang pemahat-tukang cukur dan ibunya bernama Phairnarete bekerja sebagai bidan. Istri Socrates bernama Xantipe yang dikenal sebagai yang judes dan keras kepala. Sedangkan Socrates dikenal sebagai seorang yang cerdas pikiranya, ramah, dan berpendidikan tinggi. Pada awalnya ia mengikuti jejak ayahnya sebagai pemahat, akhirnya pekerjaan itu ditinggalkannya dan berganti haluan, lalu ia menjadi salah seorang perajurit. ia dikenal sangat pemberani. Karena demikian ia tidak senang dengan urusan politik, lalu ia memusatkan perhatiannya kepada filsafat. 
Seperti halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia sebagai objek pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum Sofis setiap mengajar selalu memungut bayaran, tetapi Socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya. Dengan demikian ahli-ahli pengajar lainya tidak senang kepadanya. Ajaranya pun dianggap berbahaya, maka Sacrates diadukan ke hakim atas tuduhan telah merusak jiwa pemuda dengan mengajarkan kepercayaan baru, menentang kepercayaan negara. Kemudian Socrates dijatuhi hukuman mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM.  
Walaupun Socrates mati namun ajaranya tidak hilang, murid-muridnya yang pandai-pandai mewariskan ajaran Socrates kepada dunia. 
Sejak muda Socrates terlihat kebijaksanaanya, selain ia cerdas juga perilakunya yang baik, ia selalu membisikkan dan menuntun kearah keutamaan moral. Cara memberikan pelajaran kepada murid-muridnya dengan berdialog (Tanya jawab) yang bertujuan untuk mencapai kebenaran dan kebaikan. Dengan cara berdialog pengetahuan semu akan terdobrak sehingga mampu keluar dan melahirkan pengetahuan yang sejati. 
Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan moral. Bangsiapa yang mempunyai pengertian sejati berarti memiliki kebajikan (arête) atau keutamaan moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia. 
Sebenarnya penulis tidak tahu banyak apa yang diajarkan Sacrates, karena ia tidak meninggalkan tulisan-tulisan. Yang penulis ketahui ialah yang ditulis oleh murid yang terkenal ialah Plato, ia amat banyak memaparkan ajaran Socrates. Tetapi karena Plato sendiri ahli pikir, mungkin sekali ajaran gurunya sudah diolahnya.

C. Filsafat Pasca-Socrates
Filsafat sesudah masa Socrates akan dimajukan dua orang filosof yaitu : Plato dan Aristoteles. 
1. Plato 
Plato lahir pada tahun 428 SM, dalam keluarga yang terkemuka di Athena. Ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Perioktione. 
Tentang teori pengetahuan Plato mengikuti teori gurunya (Socrates), yaitu pengetahuan terdiri dari kesatuan antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Plato berbeda dengan aliran sofisme yang menganggap sumber pengetahuan ialah empiris, sedangkan menurut Plato sumber pengetahuan adalah budi (ratio). Plato berpandangan bahwa pengetahuan empiri tak pantas disebut pengetahuan, satu-satunya pengetahuan yang benar ialah yang berhubungan dengan akal. Andaikata kata alat deria diambil sebagai dasar ilmu maka kita akan selalu menemui hal-hal yng selalu berlawanan. Umpamanya, kita melihat pohon kecil dari kejauhan tampaknya kecil sekali tetapi bila kita mendekatinya ternyata kayu itu benar. Maka kita akan menemui pengetahuan yang berbeda terhadap suatu objek. 
Tentang jiwa, Plato berpendirian bahwa jiwa itu kekal sebelum jiwa itu lahir ke alam bawah, ia telah hidup dengan senang dan bahagia pada alam atas dan berada disamping Tuhan. Pada jiwa itu terdapat tiga macam daya : yaitu, daya berfikir (daya ini dapat mengenal dan menyelidi sesuatu akhirnya sampai kepada mengetahui Tuhan), daya marah, dan daya nafsu. Apabila ketiga daya ini dimanfaatkan dan dipergunakan secara seimbang, maka selamat dan bahagia. Apabila tidak ada keseimbangan, akan terjadilah beraneka ragam bencana. 

2. Aristoteles 
Aristoteles lahir di Stageria, semenanjung Kalki, Transia (Balkan) pada tahun 348 SM dan meninggal pada tahun 323 SM. Aristoteles sangat berjasa dalam dua aspek kejadian sejarah. Pertama jasanya dalam menghimpun falsafah dan buah fikiran filosof sebelumnya, karena itu ilmunya sangat luas dalam ilmu pengetahuan dan falsafah. Karena itu orang mengatakan sebagai Bapak Falsafah Yunani, dan juga disebut guru pertama dalam falsafah. Ajaran falsafahnya berkembang dalam kalangan umat beragama Yahudi, Nasrani, dan di Baghdad dalam kalangan umat Islam.  
Tentang logika Aristoteles. Aristoteles disebut sebagai Bapak dalam logika. Sekalipun Socrates merintis jalan dengan dialektikanya dan Plato dengan teori ide dan pengetahuanya, tetapi Aristoteles dengan logikanya. Dialah yang mula-mula membukukan ilmu ini. Aristoteles mempunyai otoritas yang diakui dalam logika. Teori-teori tentang pengetahuan seperti metafisika hilang setelah zaman renaissance, tetapi logikanya tidak mundur, sekalipun banyak ahli logika modern yang menolak. 
Logika syllogisme (qiyas). Syllogisme adalah suatu dalil yang terdiri dari tiga bagian; satu pendirian dasar besar (mayor premis), dua pendirian dasar kecil (minor premis), dan sebuah kesimpulan (konkolusi/natijah). Contoh :
Mayor premis : semua manusia akan mati
Minor premis : si X adalah manusia
Konkolusi : si X akan mati
Logika bertugas untuk menyelidiki bahan, meneropong berfikir dan mencoba memberikan penerangan bagaimana manusia dapat berfikir dengan sebenarnya. Karena kedaulatan berfikir telah rusak oleh sofisme sebelumnya.

D. Pada masa Islam 
Islam, agama besar terakhir lahir di dalam terangnya sejarah. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern lahir dari kandungan Islam; menemukan metode yang menjadi kunci pembuka rahasia alam semesta yang jadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika.
Wahyu pertama diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad ialah Iqra` (bacalah) yang dilandasi dengan bismi rabbik, dalam arti hasil bacaan itu dapat bermanfaat untuk kemanusiaan. Selanjutnya ada ayat lain yang menyatakan. Katakanlah : apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Selain ayat tersebut, ada juga Hadits Rasullah yang menekankan wajibnya mencari ilmu, bahkan begitu pentingnya. Kalau perlu “carilah ilmu sampai kenegeri cina”. Dengan demikian al-Qur’an dan Hadits dijadikan sebagi sumber ilmu yang dikembangkan oleh umat Islam.
Satu abad setelah hijiriah, negara Islam telah membentang dari teluk Biskaya di sebelah Barat hingga Turkistan (tiongkok) dan ke India, melebihi imperium romawi pada puncak kejayaanya. Untuk membela Islam terhadap sisa-sisa agama dan kepercayaan lain, kaum muslimin mulai mempelajari dan memakai filsafat Yunani dengan membersihkan dari kekafirannya. Penerjemahan karya-karya filsafat dan pengetahuan Yunani dilakukan









3. PENUTUP
Dari uraian tersebut penulis dapat simpulkan, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan zaman kalasik terbagi kepada tiga pase : zaman–pra Sokrates, zaman Socrates, dan zaman pasca-Socrates. Zaman Socrates disebut sebagi masa filsafat alam. Karena pada masa ini membicarakan persoalan wujud. Kedua masa Socrates disebut sebagai fisafat kemanusiaan atau etika. Karena pada masa ini filsafat dititik beratkan kepada hal-hal yang bersifat teoritis dan praktis. Dengan arti kata pembicaraan pertalian etika dan social dari manusia. Ketiga masa pasca-Socrates, filsafat sistematik atau disebut masa perkembangan. Pada masa ini seluruh persoalan manusia telah dihubungkan oleh pikiran manusia menjadi keseluruhan. Periode ini juga disebut periode penerus atau perluasan terhadap pemikiran Yunani, karena telah bercampur antara filsafat dengan agama, telah menjurus kepada thelogi dan mistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar